Sabtu, 30 Juli 2011

CARA MENCEGAH PRASANGKA

Prasangka sering mendatangkan petaka adalah kalimat yang cocok penyesalan biasanya datang menyusul di belakang itu. Begitu banyak masalah dan problem di dunia ini muncul karena prasangka maka butuh kedewasaan dalam mengendalikan pikiran agar kebiasaan berprasangka tidak kita layani begitu saja dan sedapat mungkin kita hilangkan, caranya adalah ;
• Kita ganti dengan berfikir positif sekaligus hati-hati dengan demikian memungkinkan hubungan kita dengan orang lain akan menjadi harmonis dan membahagiakan.
• Memutuskan siklus prasangka: belajar tidak membenci karena dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Dengan cara mencegah orang tua dan orang dewasa lainnya untuk melatih anak menjadi fanatic
• Berinteraksi langsung dengan kelompok berbeda: i) contact hypothesis—pandangan bahwa peningkatan kontak antara anggota dari berbagai kelompok sosial dapat efektif mengurangi prasangka diantara mereka. Usaha-usaha tersebut tampaknya berhasil hanya ketika kontak tersebut terjadi di bawah kondisi-kondisi tertentu. ii) extended contact hypothesis—sebuah pandangan yang menyatakan bahwa hanya dengan mengetahui bahwa anggota kelompoknya sendiri telah membentuk persahabatan dengan anggota kelompok out-group dapat mengurangi prasangka terhadap kelompok tersebut.
• Kategorisasi ulang batas antara “kita” dan “mereka” hasil dari kategorisasi ulang ini, orang yang sebelumnya dipandang sebagai anggota out-group sekarang dapat dipandang sebagai bagian dari in-group.
• Intervensi kognitif: memotivasi orang lain untuk tidak berprasangka, pelatihan (belajar untuk mengatakan “tidak” pada stereotype).

PENYEBAB PRASANGKA

Orang tidak begitu saja secara otomatis berprasangka terhadap orang lain. Tetapi ada factor-faktor tertentu yang menyebabkan ia berprasangka. Prasangka di sini berkisar pada masalah yang bersifat negatif pada orang (kelompok) lain. Ada beberapa factor yang menyebabkan timbulnya prasangka.
1. Orang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam. Dalam berusaha, seseorang mengalami kegagalan atau kelemahan. Sebab dari kegagalan itu tidak dicari pada dirinya sendiri tetapi pada orang lain. Orang lain inilah yang dijadikan kambing hitam sebagai sebab kegagalannya.
2. Orang berprasangka, karena memang ia sudah dipersiapkan di dalam lingkungannya atau kelompoknya untuk berprasangka.
3. Prasangka timbul karena adanya perbedaan, di mana perbedaan ini menimbulkan perasaan superior. Perbedaan di sini bisa meliputi :
• Perbedaan fisik/biologis, ras
Misalnya : Amerika Serikat dengan Negro
• Perbedaan lingkungan/ geografis
Misalnya : orang kota dan orang desa
• Perbedaan kekayaan
Misalnya : orang kaya dan orang miskin
• Perbedaan status sosial
Misalnya : majikan dan buruh
• Perbedaan kepercayaan/agama
• Perbedaan norma sosial, dsb.
4. Prasangka timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.
5. Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan di dalam lingkungan tertentu.
Prasangka sosial tidak dibawa sejak dilahirkan tetapi terbentuk selama perkembangannya, baik melalui didikan maupun dengan cara identifikasi dengan orang-orang lain. Dalam beberapa penelitian dan observasi, tampak bahwa di sekolah-sekolah internasional tidak terdapat sedikitpun prasangka sosial pada anak-anak sekolah yang berasal dari bermacam-macam golongan ras atau kebudayaan. Mereka baru akan memperolehnya di dalam perkembangannya apabila mereka bergaul erat dengan orang-orang yang berprasangka sosial. Dan hal ini berlangsung secara sendirinya dan pada taraf tidak sadar malalui proes-proses imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati yang memegang peranan utama di dalam interaksi itu. Sementara itu, secara tidak sadar mereka lambat laun mungkin memperoleh sikap-sikap tertentu terhadap golongan-golongan tertentu yang lambat laun dapat melahirkan stereotip-stereotip.
Selain itu, adapula satu factor yang dapat mempertahankan adanya prasangka sosial seperti yang dapat berkembang secara tidak sadar itu, yaitu factor ketidaksadaran (ketidakinsyafan) akan kerugian-kerugian masyarakat apabila prasangka itu dipupuk terus-menerus, yang mudah terjelma dalam tindakan-tindakan diskriminatif.

DASAR-DASAR MANAJEMEN

Manajer selalu ada dalam setiap perusahaan, baik perusahaan besar, sedang, maupun kecil. Para manajer tersebut melakukan pekerjaan sesuai peran dan tanggung jawabnya. Ia biasanya berperan untuk melakukan pengambilan keputusan-keputusan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, mengkoordinir dan mengintregasikan penggunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajer merupakan roda penggerak perusahaan yang vital bagi bisnis agar dapat bersaing secara efektif dalam pasar global dewas ini.
Adanya berbagai aktivitas dalam perusahaan yang harus dikerjakan oleh manajer dan kelompok pelaksana tersebut, maka diperlukan adanya pengatur dan pengaturnya itu dalah manajemen. Dalam bahasa Indonesia seringkali manajemen ini diterjemahkan dengan pengelolaan dan untuk selanjutnya ke dua istilah ini akan digunakan secara bersamaan.
Tujuan manajemen ini adalah merubah sumber daya yang ada agar menjadi suatu hasil yang memiliki nilai untuk mencapai sasaran perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang melakukan bisnis dengan sukses biasanya selalu memiliki manajemen baik.

Pengertian Manajemen
Istilah manajemenn berhubungan dengan usaha untuk tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia dalam organisasi dengan cara yang sebaik mungkin. Dalam pengertian “organisasi” selalu terkandung unsur kelompok (lebih dari 2 orang) manusia, maka manajemenpun biasanya digunakan dalam hubungan usaha suatu kelompok manusia, walaupun manajemen itu dapat pula ditetapkan terhadap usaha-usaha individu.
Setiap organisasi selalu membutuhkan manajemen, karena tanpa manajemen yang efektif tak akan ada usaha yang berhasilcukup lama. Tercapainya tujuan organisasi baik tujuan ekonomi, sosial dan politik, sebagian besar tergantung kepada kemampuan para manajer dalam organisasi yang bersangkutan. Manajemen akan memberikan efektivitas pada usaha manusia.

Lima M (Alat Manajemen)
Untuk mencapai tujuan , maka para manajer menggunakan “Lima M”. Dengan kata lain srana (tools) atau alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah : Man, Money, Material, Methods dan Markets. Kesemuanya itu disebut sumber daya. (M. Manulang, 1992). Menurut George R. Terry (1996), Machines (mesin-mesin) merupakan salah satu dari lima M, tanpa menyebut pasar sebagai sumber daya. Sehingga kalau kita perlengkapan mengenai sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan manajemen adalah sebagai berikut : Manusia, Material, Mesin, Metode, Money (uang) and Markets (pasar).

Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sasaran (objective) dan tujuan (goals). Sasaran merupakan hasil yang diinginkan atau target yang akan dicapai pada suatu waktu tertentu. Sasaran sifatnya spesifik, menyatakan apa yang akan diselesaikan, dan mengindikasikan kapan itu akan dicapai. Sedangkan tujuan merupakan petunjuk umum yang dinyatakan secara luas tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan atau individu. Mengenai tujuan perusahaan telah diuraikan di muka.
Salah satu prosedur untuk menentukan sasaran adalah pendekatan air terjun. Dalam pendekatan ini, sasaran ditentukan dari manajemen puncak ke bawah (lihat gambar 10.1) Analogi “air terjun” menekankan pada aliran dari atas ke bawah. Proses ini memberikan arah kepada manajer tingkat bawah sebagai tujuan yang diubah menjadi sasaran dari atas ke bawah :
1. Suatu pernyataan tentang maksud/tujuan organisasi dikeluarkan. Pernyataan tentang misi ini mengidentifikasi ruang lingkup dan keunikan organisasi.
2. Tujuan jangka panjang dikembangkan dari pernyataan ini.
3. Tujuan jangka panjang diubah ke sasaran yang lebih spesifik.
4. Dalam subunit, sasaran perorangan yang menantang tetapi dapat dicapai dibuat.

Ada empat tingkatan dalam sasaran suatu organisasi, yaitu sasaran organisasional, sasaran departemental, sasaran subunit, dan sasaran individual.

Sasaran Organisasional
Keseluruhan sasaran dalam suatu perusahaan merupakan tanggungjawab kelompok manajemen puncak, khususnya kepala kantor eksekutif dan staff, dengan bantuan dan persetujuan dari dewn direksi. Jadi mereka mewakili pemikiran dari tingkat manajemen eksekutif.

Sasaran Departemental
Merupakan sasaran yang ditentukan oleh masing-masing departemen yang ada dalam suatu organisasi. Departemen-departemen itu misalnya, departemen produksi, penjualan, pemasaran, sumberdaya manusia, dan sebagainya.

Sasaran subunit
Suatu departemen biasanya dibagi dalam beberapa subunit. Misalnya, Departemen Produksi, dibagi dalam unit teknisi, unit operator, dan unit pengendalian bahan. Masing-masing subunit ini kemudian menentukan sasaran yang harus dicapainya dan bersaing untuk menjadi yang paling produktif tanpa mengorbankan kualitas produk.

Sasaran Individual
Sasaran individual kadangkala berbeda dengan sasaran organisasi , namun demikian hal itu perlu dan merupakan tantangan.

Fungsi Manajemen

Menurut Skinner (1992), fungsi manajemen meliputi :
1. Perencanaan ( planning )
2. Pengorganisasian ( organizing )
3. Pengerjaan ( Staffing )
4. Pengarahan ( directing ), dan
5. Pengendalian ( controlling )

LINGKUNGAN BISNIS

Lingkungan bisnis meliputi: lingkungan demografik, sosial/budaya, ekonomi, politik (baik dalam negeri maupun luar negeri), teknologi, hukum, ekologi, dan birokrasi pemerintah.

Lingkungan Demografik
Faktor lingkungan pertama yang menarik bagi perusahaan adalah demografik (kependudukan), karena orang banyaklah yang membentuk pasar. Perusahaan sangat berkepentingan pada besarnya penduduk dunia, yang meliputi: pendistribusian secara geografis, tingkat kepadatannya, kecenderunagn perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, jenis pekerjaan, distribusi usia, kelahiran, perkawinan, dan tingkat kematian; serta ras, suku bangsa dan struktur keagamaan.

Lingkungan Ekonomi
Pasar membutuhkan daya beli seperti halnya orang banyak. Daya beli keseluruhan merupakan fungsi dari pendapatan saat itu, harga, tabungan dan kredit yang tersedia. Perusahaan perlu menyadari keempat kecenderungan itu, dalam lingkungan ekonomi.

Lingkungan Teknologi
Salah satu kriteria suatu negara dikategorikan maju atau tidak adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Perkembangan teknologi juga merupakan indikator dari jenis dan pola produksi.

Lingkungan Politik/Hukum
Keputusan-keputusan perusahaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan dalam lingkungan politik/hukum. Lingkungan ini terbentuk oleh hukum-hukum, lembaga, pemerintahan, dan kelompok penentang yang mempengaruhi dan membatasi gerak-gerik berbagai organisasi dan individu dalam masyarakat.

Lingkungan Sosial/Budaya
Lingkungan sosial budaya berkaitan dengan keadaan dan perkembangan nilai-nilai, kaidah, persepsi dalam suatu masyarakat.

Lingkungan Ekologi
Dewasa ini, setiap negara menghadapi suatu tantangan, bagiman mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Hubungan antara pembangunan dan lingkungan merupakan hubungan timbal balik yang saling menentukan.

Struktur dan Perilaku Birokrasi
Birokrasi adalah suatu organisasi modern yang memiliki struktur tertentu, seperti hirarkhi, spesialisasi, impersonalitas, dan formalisasi yang memungkinkan ia bekerja secara efisien dan efektif.
Faktor lain yang termasuk dalam lingkungan bisnis yang perlu diperhatikan adalah budaya perusahaan serta etika dan tanggung jawab sosial.

Budaya Perusahaan
Lingkungan budaya meliputi pembentukan sistem nilai dan penciptaan nilai bersama yang meliputi bagian dalam peningkatan etos kondisi lingkungan yang selalu berubah. Budaya perusahaan ini melibatkan seluruh jajaran dari manajemen puncak sampai pelaksanaan paling bawah.
Pada umumnya budaya perusahaan dinyatakan dalam suatu krido, seperti:
1. Maju dengan karya bermutu (Waskita Karya)
2. Bekerja keras untuk mencapai bintang (Astra)
3. We served the better (Wearns)
4. Progress is Our Most Important (General Electric)
5. Putting You A Step Ahead (Epson)

Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Saat ini, etika bisnis sangatlah penting karena perubahan-perubahan dunis yang saat ini berlangsung dengan sangat cepat memerlukan pegangan hidup yang mampu menghadapi problema-problema yang serba kompleks. Untuk menungkatkan daya saing usaha diperlukan operasi bisnis yang sehat dan etis.
Yang dimaksud dengan etika bisnis adalah etika yang menyangkut tata pergaulan di dalam aktivitas-aktivitas bisnis. Perusahaan dapat disebut telah memenuhi etika dalam berbisnis apabila telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Untuk mengukur etik tidajnya suatu bisnis dapat dianalisis berdasarkan pada hukum ekonomi, peraturan yang berlaku dan etik dari masing-masing pelaku bisnis.
Etika menurut ekonomi adalah apabila sumber daya alam ini dikelola secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain. Manajer masa kini menghadapi masalah-masalah etika sebagai berikut:
1. Etika tanggung jawab organisasional
2. Etika tanggung jawab sosial
3. Etika tanggung jawab terhadap konsumen

Kelompok-kelompok yang Mempengaruhi Bisnis
Ada dua kelompok yang mempengaruhi bisnis perusahaan, yaitu kelompok yang masuk kategori faktor intern dan faktor kelompok ekstern. Faktor kelompok intern meliputi pemilik atau pemegang saham, komisaris, direksi, karyawan dan buruh. Kelompok ekstern meliputi pasar, pelanggan, pensuplai, pemerintah, masyarakat, dan termasuk di dalamnya adalah alam lingkungan, seperti diuraikan di atas.
Faktor kelompok ekstern ini tidak kalah pentingnya deengan faktor intern. Pasar, pelanggan dan masyarakat selalu menghendaki agar perusahaan dapat selalu memenuhi kebutuhan dan keinginannya, karena pada dasarnya manusia tidak pernah puas. Di lain pihak perusahaan juga berusaha memenuhi kebutuhan mereka dalam rangka untuk meningkatkan kemampulabaan perusahaan.
Kemudahan mendapatkan barang dan jasa cukup tersedia di pasar juga perlu diperhatikan. Kelangkaan/kekosongan persediaan barang akan menimbulkan kekecewaan konsumen, dan memudahkan pesaing untuk masuk dan merampas bagian pasar yang telah dikuasai perusahaan.
Sedangkan kepentingan pemerintah dengan keberadaan perusahaan adalah terciptanya kesempatan kerja dan keadilan dalam penarikan tenaga kerja. Selain itu, munculnya perusahaan-perusahaan tersebut menanandakan bahwa aktifitas perekonomian negara terus berlangsung.

IDENTIFIKASI PELUANG BISNIS

Bagi seorang pebisnis, mulainya suatu usaha dilakukan karena adanya peluang (opportunity) dan tertarik oleh keuntungan yang diharapkan dari usaha tersebut. Mewujudkan suatu peluang menjadi suatu kenyataan adalah suatu proses yang memerlukan waktu yang cukup lama, selambat-lambatnya satu tahun.

Pendekatan Mengidentifikasi Peluang Bisnis
Ada dua fase pendekatan mengidentifikasi peluang bisnis, yaitu:
1. Fase pertama adalah untuk menemukan gagasan
Ada empat “tempat” untuk memperoleh gagasan-gagasan peluang bisnis baru, yaitu:
• diri sendiri
• pelanggan
• pasar
• produk yang gagal
Selain keempat sumber gagasan bisnis baru, ada sementara enterpreneur yang berpandangan bahwa setiap masalah yang muncul atau yang dihadapi manusia bisa merupakan sumber gagasan bisnis.
2. Fase kedua adalah untuk mengidentifikasi peluang bisnis dalam kaitannya dengan gagasan tadi, yang meliputi:
• Analisis Persoalan
• Analisis Situasi
• Merumuskan “wilayah” yang tidak diketahui
• Mensurvei pelanggan sasaran

TUJUAN USAHA BISNIS

Agar tetap beroperasi dan memiliki kelangsungan hidup, setiap bisnis harus memiliki tujuan. Ada berbagai tujuan dari suatu bisnis, namun pada umumnya tujuan bisnis meliputi:
• Profit (Keuntungan),
• Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,
• Pertumbuhan perusahaan, dan
• Tanggung jawab sosial.
Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan merupakan tujuan yang wajar, karena tujuan yang lain dapat dicapai hanya bila bisnis tetap bertahan hidup. Sedangkan bertumbuh merupakan tujuan karena bisnis tidak dapat tetap seperti semula adanya. Peningkatan market share, pengembangan pribadi dan individu, dan peningkatan produktivitas merupakan tujuan perumbuhan yang penting.
Keuntungan bisnis merupakan selisih antara pendapatan (penghasilan) dengan pengeluaran (biaya-biaya). Yaitu selisih antara harga jual dengan semua produksi dan penjualan produk termasuk pajak.

PERAN MANUSIA DALAM BISNIS

Elemen manusia merupakan inti dari bisnis. Bisnis membutuhkan orang sebagai pemilik, manajer, pekerja, dan konsumen. Manusia diperlukan dalam bisnis untuk memproduksi barang dan jasa yang menciptakan pekerjaan. Bisnis mungkin beroperasi secara berbeda dan tujuan bisnis mungkin berbeda, namun elemen universal dalam semua aktivitas bisnis adalah manusia.
Pemilik adalah orang yang memiliki bisnis; yang menanamkan modal atau dan barangnya dalam bisnis tertentu dengan mengharapkan adanya pendapatan dalam bentuk keuntungan dari bisnis tersebut. Pemilik bisnis seringkali juga merangkap sebagai manajer dari bisnisnya. Dalam konteks ini kita kenal istilah wirausaha (enterpreneur), yang merupakan orang mengambil risiko dengan mengorganisir dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan dalam bentuk uang atau dalam bentuk lainnya.
Manajer merupakan orang yang menjalankan bisnis dan bertanggung jawab terhadap pemilik/perusahaan. Tipe manajer yang banyak dicari pemilik adalah yang mempunyai kemampuan/kemauan untuk menghasilkan keuntungan, menumbuhkan perusahaan, mempertahankan hidup perusahaan dan memiliki tanggung jawab.
Pekerja menawarkan ketrampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa serta untuk menghasilakn keuntungan. Dari ketrampilan dan kemampuan yang diberikannya, para pekerja mengharapkan menerima upah atau gaji yang berangsur-angsur meningkat jumlahnya. Perhatian bisnis terhadap pekerja merupakan tanggung jawab sosial dari perusahaan bisnis.
Konsumen adalah seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang atau jasa untuk digunakan secara pribadi dan organisasi. Konsumen selalu menginginkan produk dan jasa yang terbaik, membeli produk yang sesuai dengan harga yang harus dibayarnya, dan menginginkan produk yang dibelinya dapat diandalkan.