Sabtu, 30 Juli 2011

CARA MENCEGAH PRASANGKA

Prasangka sering mendatangkan petaka adalah kalimat yang cocok penyesalan biasanya datang menyusul di belakang itu. Begitu banyak masalah dan problem di dunia ini muncul karena prasangka maka butuh kedewasaan dalam mengendalikan pikiran agar kebiasaan berprasangka tidak kita layani begitu saja dan sedapat mungkin kita hilangkan, caranya adalah ;
• Kita ganti dengan berfikir positif sekaligus hati-hati dengan demikian memungkinkan hubungan kita dengan orang lain akan menjadi harmonis dan membahagiakan.
• Memutuskan siklus prasangka: belajar tidak membenci karena dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Dengan cara mencegah orang tua dan orang dewasa lainnya untuk melatih anak menjadi fanatic
• Berinteraksi langsung dengan kelompok berbeda: i) contact hypothesis—pandangan bahwa peningkatan kontak antara anggota dari berbagai kelompok sosial dapat efektif mengurangi prasangka diantara mereka. Usaha-usaha tersebut tampaknya berhasil hanya ketika kontak tersebut terjadi di bawah kondisi-kondisi tertentu. ii) extended contact hypothesis—sebuah pandangan yang menyatakan bahwa hanya dengan mengetahui bahwa anggota kelompoknya sendiri telah membentuk persahabatan dengan anggota kelompok out-group dapat mengurangi prasangka terhadap kelompok tersebut.
• Kategorisasi ulang batas antara “kita” dan “mereka” hasil dari kategorisasi ulang ini, orang yang sebelumnya dipandang sebagai anggota out-group sekarang dapat dipandang sebagai bagian dari in-group.
• Intervensi kognitif: memotivasi orang lain untuk tidak berprasangka, pelatihan (belajar untuk mengatakan “tidak” pada stereotype).

PENYEBAB PRASANGKA

Orang tidak begitu saja secara otomatis berprasangka terhadap orang lain. Tetapi ada factor-faktor tertentu yang menyebabkan ia berprasangka. Prasangka di sini berkisar pada masalah yang bersifat negatif pada orang (kelompok) lain. Ada beberapa factor yang menyebabkan timbulnya prasangka.
1. Orang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam. Dalam berusaha, seseorang mengalami kegagalan atau kelemahan. Sebab dari kegagalan itu tidak dicari pada dirinya sendiri tetapi pada orang lain. Orang lain inilah yang dijadikan kambing hitam sebagai sebab kegagalannya.
2. Orang berprasangka, karena memang ia sudah dipersiapkan di dalam lingkungannya atau kelompoknya untuk berprasangka.
3. Prasangka timbul karena adanya perbedaan, di mana perbedaan ini menimbulkan perasaan superior. Perbedaan di sini bisa meliputi :
• Perbedaan fisik/biologis, ras
Misalnya : Amerika Serikat dengan Negro
• Perbedaan lingkungan/ geografis
Misalnya : orang kota dan orang desa
• Perbedaan kekayaan
Misalnya : orang kaya dan orang miskin
• Perbedaan status sosial
Misalnya : majikan dan buruh
• Perbedaan kepercayaan/agama
• Perbedaan norma sosial, dsb.
4. Prasangka timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.
5. Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan di dalam lingkungan tertentu.
Prasangka sosial tidak dibawa sejak dilahirkan tetapi terbentuk selama perkembangannya, baik melalui didikan maupun dengan cara identifikasi dengan orang-orang lain. Dalam beberapa penelitian dan observasi, tampak bahwa di sekolah-sekolah internasional tidak terdapat sedikitpun prasangka sosial pada anak-anak sekolah yang berasal dari bermacam-macam golongan ras atau kebudayaan. Mereka baru akan memperolehnya di dalam perkembangannya apabila mereka bergaul erat dengan orang-orang yang berprasangka sosial. Dan hal ini berlangsung secara sendirinya dan pada taraf tidak sadar malalui proes-proses imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati yang memegang peranan utama di dalam interaksi itu. Sementara itu, secara tidak sadar mereka lambat laun mungkin memperoleh sikap-sikap tertentu terhadap golongan-golongan tertentu yang lambat laun dapat melahirkan stereotip-stereotip.
Selain itu, adapula satu factor yang dapat mempertahankan adanya prasangka sosial seperti yang dapat berkembang secara tidak sadar itu, yaitu factor ketidaksadaran (ketidakinsyafan) akan kerugian-kerugian masyarakat apabila prasangka itu dipupuk terus-menerus, yang mudah terjelma dalam tindakan-tindakan diskriminatif.

DASAR-DASAR MANAJEMEN

Manajer selalu ada dalam setiap perusahaan, baik perusahaan besar, sedang, maupun kecil. Para manajer tersebut melakukan pekerjaan sesuai peran dan tanggung jawabnya. Ia biasanya berperan untuk melakukan pengambilan keputusan-keputusan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, mengkoordinir dan mengintregasikan penggunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajer merupakan roda penggerak perusahaan yang vital bagi bisnis agar dapat bersaing secara efektif dalam pasar global dewas ini.
Adanya berbagai aktivitas dalam perusahaan yang harus dikerjakan oleh manajer dan kelompok pelaksana tersebut, maka diperlukan adanya pengatur dan pengaturnya itu dalah manajemen. Dalam bahasa Indonesia seringkali manajemen ini diterjemahkan dengan pengelolaan dan untuk selanjutnya ke dua istilah ini akan digunakan secara bersamaan.
Tujuan manajemen ini adalah merubah sumber daya yang ada agar menjadi suatu hasil yang memiliki nilai untuk mencapai sasaran perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang melakukan bisnis dengan sukses biasanya selalu memiliki manajemen baik.

Pengertian Manajemen
Istilah manajemenn berhubungan dengan usaha untuk tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia dalam organisasi dengan cara yang sebaik mungkin. Dalam pengertian “organisasi” selalu terkandung unsur kelompok (lebih dari 2 orang) manusia, maka manajemenpun biasanya digunakan dalam hubungan usaha suatu kelompok manusia, walaupun manajemen itu dapat pula ditetapkan terhadap usaha-usaha individu.
Setiap organisasi selalu membutuhkan manajemen, karena tanpa manajemen yang efektif tak akan ada usaha yang berhasilcukup lama. Tercapainya tujuan organisasi baik tujuan ekonomi, sosial dan politik, sebagian besar tergantung kepada kemampuan para manajer dalam organisasi yang bersangkutan. Manajemen akan memberikan efektivitas pada usaha manusia.

Lima M (Alat Manajemen)
Untuk mencapai tujuan , maka para manajer menggunakan “Lima M”. Dengan kata lain srana (tools) atau alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah : Man, Money, Material, Methods dan Markets. Kesemuanya itu disebut sumber daya. (M. Manulang, 1992). Menurut George R. Terry (1996), Machines (mesin-mesin) merupakan salah satu dari lima M, tanpa menyebut pasar sebagai sumber daya. Sehingga kalau kita perlengkapan mengenai sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan manajemen adalah sebagai berikut : Manusia, Material, Mesin, Metode, Money (uang) and Markets (pasar).

Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sasaran (objective) dan tujuan (goals). Sasaran merupakan hasil yang diinginkan atau target yang akan dicapai pada suatu waktu tertentu. Sasaran sifatnya spesifik, menyatakan apa yang akan diselesaikan, dan mengindikasikan kapan itu akan dicapai. Sedangkan tujuan merupakan petunjuk umum yang dinyatakan secara luas tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan atau individu. Mengenai tujuan perusahaan telah diuraikan di muka.
Salah satu prosedur untuk menentukan sasaran adalah pendekatan air terjun. Dalam pendekatan ini, sasaran ditentukan dari manajemen puncak ke bawah (lihat gambar 10.1) Analogi “air terjun” menekankan pada aliran dari atas ke bawah. Proses ini memberikan arah kepada manajer tingkat bawah sebagai tujuan yang diubah menjadi sasaran dari atas ke bawah :
1. Suatu pernyataan tentang maksud/tujuan organisasi dikeluarkan. Pernyataan tentang misi ini mengidentifikasi ruang lingkup dan keunikan organisasi.
2. Tujuan jangka panjang dikembangkan dari pernyataan ini.
3. Tujuan jangka panjang diubah ke sasaran yang lebih spesifik.
4. Dalam subunit, sasaran perorangan yang menantang tetapi dapat dicapai dibuat.

Ada empat tingkatan dalam sasaran suatu organisasi, yaitu sasaran organisasional, sasaran departemental, sasaran subunit, dan sasaran individual.

Sasaran Organisasional
Keseluruhan sasaran dalam suatu perusahaan merupakan tanggungjawab kelompok manajemen puncak, khususnya kepala kantor eksekutif dan staff, dengan bantuan dan persetujuan dari dewn direksi. Jadi mereka mewakili pemikiran dari tingkat manajemen eksekutif.

Sasaran Departemental
Merupakan sasaran yang ditentukan oleh masing-masing departemen yang ada dalam suatu organisasi. Departemen-departemen itu misalnya, departemen produksi, penjualan, pemasaran, sumberdaya manusia, dan sebagainya.

Sasaran subunit
Suatu departemen biasanya dibagi dalam beberapa subunit. Misalnya, Departemen Produksi, dibagi dalam unit teknisi, unit operator, dan unit pengendalian bahan. Masing-masing subunit ini kemudian menentukan sasaran yang harus dicapainya dan bersaing untuk menjadi yang paling produktif tanpa mengorbankan kualitas produk.

Sasaran Individual
Sasaran individual kadangkala berbeda dengan sasaran organisasi , namun demikian hal itu perlu dan merupakan tantangan.

Fungsi Manajemen

Menurut Skinner (1992), fungsi manajemen meliputi :
1. Perencanaan ( planning )
2. Pengorganisasian ( organizing )
3. Pengerjaan ( Staffing )
4. Pengarahan ( directing ), dan
5. Pengendalian ( controlling )

LINGKUNGAN BISNIS

Lingkungan bisnis meliputi: lingkungan demografik, sosial/budaya, ekonomi, politik (baik dalam negeri maupun luar negeri), teknologi, hukum, ekologi, dan birokrasi pemerintah.

Lingkungan Demografik
Faktor lingkungan pertama yang menarik bagi perusahaan adalah demografik (kependudukan), karena orang banyaklah yang membentuk pasar. Perusahaan sangat berkepentingan pada besarnya penduduk dunia, yang meliputi: pendistribusian secara geografis, tingkat kepadatannya, kecenderunagn perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, jenis pekerjaan, distribusi usia, kelahiran, perkawinan, dan tingkat kematian; serta ras, suku bangsa dan struktur keagamaan.

Lingkungan Ekonomi
Pasar membutuhkan daya beli seperti halnya orang banyak. Daya beli keseluruhan merupakan fungsi dari pendapatan saat itu, harga, tabungan dan kredit yang tersedia. Perusahaan perlu menyadari keempat kecenderungan itu, dalam lingkungan ekonomi.

Lingkungan Teknologi
Salah satu kriteria suatu negara dikategorikan maju atau tidak adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Perkembangan teknologi juga merupakan indikator dari jenis dan pola produksi.

Lingkungan Politik/Hukum
Keputusan-keputusan perusahaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan dalam lingkungan politik/hukum. Lingkungan ini terbentuk oleh hukum-hukum, lembaga, pemerintahan, dan kelompok penentang yang mempengaruhi dan membatasi gerak-gerik berbagai organisasi dan individu dalam masyarakat.

Lingkungan Sosial/Budaya
Lingkungan sosial budaya berkaitan dengan keadaan dan perkembangan nilai-nilai, kaidah, persepsi dalam suatu masyarakat.

Lingkungan Ekologi
Dewasa ini, setiap negara menghadapi suatu tantangan, bagiman mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Hubungan antara pembangunan dan lingkungan merupakan hubungan timbal balik yang saling menentukan.

Struktur dan Perilaku Birokrasi
Birokrasi adalah suatu organisasi modern yang memiliki struktur tertentu, seperti hirarkhi, spesialisasi, impersonalitas, dan formalisasi yang memungkinkan ia bekerja secara efisien dan efektif.
Faktor lain yang termasuk dalam lingkungan bisnis yang perlu diperhatikan adalah budaya perusahaan serta etika dan tanggung jawab sosial.

Budaya Perusahaan
Lingkungan budaya meliputi pembentukan sistem nilai dan penciptaan nilai bersama yang meliputi bagian dalam peningkatan etos kondisi lingkungan yang selalu berubah. Budaya perusahaan ini melibatkan seluruh jajaran dari manajemen puncak sampai pelaksanaan paling bawah.
Pada umumnya budaya perusahaan dinyatakan dalam suatu krido, seperti:
1. Maju dengan karya bermutu (Waskita Karya)
2. Bekerja keras untuk mencapai bintang (Astra)
3. We served the better (Wearns)
4. Progress is Our Most Important (General Electric)
5. Putting You A Step Ahead (Epson)

Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Saat ini, etika bisnis sangatlah penting karena perubahan-perubahan dunis yang saat ini berlangsung dengan sangat cepat memerlukan pegangan hidup yang mampu menghadapi problema-problema yang serba kompleks. Untuk menungkatkan daya saing usaha diperlukan operasi bisnis yang sehat dan etis.
Yang dimaksud dengan etika bisnis adalah etika yang menyangkut tata pergaulan di dalam aktivitas-aktivitas bisnis. Perusahaan dapat disebut telah memenuhi etika dalam berbisnis apabila telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Untuk mengukur etik tidajnya suatu bisnis dapat dianalisis berdasarkan pada hukum ekonomi, peraturan yang berlaku dan etik dari masing-masing pelaku bisnis.
Etika menurut ekonomi adalah apabila sumber daya alam ini dikelola secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain. Manajer masa kini menghadapi masalah-masalah etika sebagai berikut:
1. Etika tanggung jawab organisasional
2. Etika tanggung jawab sosial
3. Etika tanggung jawab terhadap konsumen

Kelompok-kelompok yang Mempengaruhi Bisnis
Ada dua kelompok yang mempengaruhi bisnis perusahaan, yaitu kelompok yang masuk kategori faktor intern dan faktor kelompok ekstern. Faktor kelompok intern meliputi pemilik atau pemegang saham, komisaris, direksi, karyawan dan buruh. Kelompok ekstern meliputi pasar, pelanggan, pensuplai, pemerintah, masyarakat, dan termasuk di dalamnya adalah alam lingkungan, seperti diuraikan di atas.
Faktor kelompok ekstern ini tidak kalah pentingnya deengan faktor intern. Pasar, pelanggan dan masyarakat selalu menghendaki agar perusahaan dapat selalu memenuhi kebutuhan dan keinginannya, karena pada dasarnya manusia tidak pernah puas. Di lain pihak perusahaan juga berusaha memenuhi kebutuhan mereka dalam rangka untuk meningkatkan kemampulabaan perusahaan.
Kemudahan mendapatkan barang dan jasa cukup tersedia di pasar juga perlu diperhatikan. Kelangkaan/kekosongan persediaan barang akan menimbulkan kekecewaan konsumen, dan memudahkan pesaing untuk masuk dan merampas bagian pasar yang telah dikuasai perusahaan.
Sedangkan kepentingan pemerintah dengan keberadaan perusahaan adalah terciptanya kesempatan kerja dan keadilan dalam penarikan tenaga kerja. Selain itu, munculnya perusahaan-perusahaan tersebut menanandakan bahwa aktifitas perekonomian negara terus berlangsung.

IDENTIFIKASI PELUANG BISNIS

Bagi seorang pebisnis, mulainya suatu usaha dilakukan karena adanya peluang (opportunity) dan tertarik oleh keuntungan yang diharapkan dari usaha tersebut. Mewujudkan suatu peluang menjadi suatu kenyataan adalah suatu proses yang memerlukan waktu yang cukup lama, selambat-lambatnya satu tahun.

Pendekatan Mengidentifikasi Peluang Bisnis
Ada dua fase pendekatan mengidentifikasi peluang bisnis, yaitu:
1. Fase pertama adalah untuk menemukan gagasan
Ada empat “tempat” untuk memperoleh gagasan-gagasan peluang bisnis baru, yaitu:
• diri sendiri
• pelanggan
• pasar
• produk yang gagal
Selain keempat sumber gagasan bisnis baru, ada sementara enterpreneur yang berpandangan bahwa setiap masalah yang muncul atau yang dihadapi manusia bisa merupakan sumber gagasan bisnis.
2. Fase kedua adalah untuk mengidentifikasi peluang bisnis dalam kaitannya dengan gagasan tadi, yang meliputi:
• Analisis Persoalan
• Analisis Situasi
• Merumuskan “wilayah” yang tidak diketahui
• Mensurvei pelanggan sasaran

TUJUAN USAHA BISNIS

Agar tetap beroperasi dan memiliki kelangsungan hidup, setiap bisnis harus memiliki tujuan. Ada berbagai tujuan dari suatu bisnis, namun pada umumnya tujuan bisnis meliputi:
• Profit (Keuntungan),
• Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,
• Pertumbuhan perusahaan, dan
• Tanggung jawab sosial.
Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan merupakan tujuan yang wajar, karena tujuan yang lain dapat dicapai hanya bila bisnis tetap bertahan hidup. Sedangkan bertumbuh merupakan tujuan karena bisnis tidak dapat tetap seperti semula adanya. Peningkatan market share, pengembangan pribadi dan individu, dan peningkatan produktivitas merupakan tujuan perumbuhan yang penting.
Keuntungan bisnis merupakan selisih antara pendapatan (penghasilan) dengan pengeluaran (biaya-biaya). Yaitu selisih antara harga jual dengan semua produksi dan penjualan produk termasuk pajak.

PERAN MANUSIA DALAM BISNIS

Elemen manusia merupakan inti dari bisnis. Bisnis membutuhkan orang sebagai pemilik, manajer, pekerja, dan konsumen. Manusia diperlukan dalam bisnis untuk memproduksi barang dan jasa yang menciptakan pekerjaan. Bisnis mungkin beroperasi secara berbeda dan tujuan bisnis mungkin berbeda, namun elemen universal dalam semua aktivitas bisnis adalah manusia.
Pemilik adalah orang yang memiliki bisnis; yang menanamkan modal atau dan barangnya dalam bisnis tertentu dengan mengharapkan adanya pendapatan dalam bentuk keuntungan dari bisnis tersebut. Pemilik bisnis seringkali juga merangkap sebagai manajer dari bisnisnya. Dalam konteks ini kita kenal istilah wirausaha (enterpreneur), yang merupakan orang mengambil risiko dengan mengorganisir dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan dalam bentuk uang atau dalam bentuk lainnya.
Manajer merupakan orang yang menjalankan bisnis dan bertanggung jawab terhadap pemilik/perusahaan. Tipe manajer yang banyak dicari pemilik adalah yang mempunyai kemampuan/kemauan untuk menghasilkan keuntungan, menumbuhkan perusahaan, mempertahankan hidup perusahaan dan memiliki tanggung jawab.
Pekerja menawarkan ketrampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa serta untuk menghasilakn keuntungan. Dari ketrampilan dan kemampuan yang diberikannya, para pekerja mengharapkan menerima upah atau gaji yang berangsur-angsur meningkat jumlahnya. Perhatian bisnis terhadap pekerja merupakan tanggung jawab sosial dari perusahaan bisnis.
Konsumen adalah seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang atau jasa untuk digunakan secara pribadi dan organisasi. Konsumen selalu menginginkan produk dan jasa yang terbaik, membeli produk yang sesuai dengan harga yang harus dibayarnya, dan menginginkan produk yang dibelinya dapat diandalkan.

PENGERTIAN USAHA BISNIS

Untuk memahami tentang bisnis, pertama kali kita harus mengetahui apa yang dimaksud usaha/bisnis. Menurut (Skinner, 1992) usaha/bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Sedangkan menurut arti dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai the buying and selling of goods and services. Sedangkan perusahaan bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat dalam pertukaran barang, jasa, atau uang untuk menghasilkan keuntungan.
Dahulu bisnis dilakukan dengan cara barter, yaitu pertukaran barang tanpa uang. Namun kemudian disadari banyaknya kendala, kemudian hal ini menjadi lebih mudah setelah ada alat untuk melakukan pertukaran yaitu uang. Menurut J.S. Nimpoena (1985), pengertian bisnis dapat dibedakan dalam pengertian yang sempit dan pengertian yang luas. Jika kita berorientasi pada pengertian sempit maka bisnis tidak lain dari fiksi. Sedangkan dalam arti luas, bisnis merupakan usaha yang terkait erat dengan dunia ekonomi dan juga politik.

TUGAS MENGATUR DAN MENGAWASI BANK

Bank Indonesia
Menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari Bank.
Melaksanakan pengawasan bank dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur bank, BI berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian.
Di Bidang perizinan Bank Indonesia:
a. Memberikan dan mencabut izin usaha bank
b. Memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor Bank
c. Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan Bank
d. Memberikan izin kepada Bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu
Pengawasan Bank oleh Bank Indonesia
- Pengawasan langsung dan tidak langsung
- Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
- Kewajiban tsb dikenakan pula terhadap perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait dan pihak terafiliasi dari Bank
- Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan termasuk perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi dan debitur Bank
- Bank dan pihak-pihak terafiliasi wajib memberikan kepada pemeriksa
1. Keterangan dan data yang diminta
2. Kesempatan untuk melihat semua pembukuan, dokumen, dan sarana fisik yang berkaitan dengan kegiatan usahanya
3. Hal-hal lain yang diperlukan
- BI dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama BI melaksanakan pemeriksaan
- Pihak lain yang melaksanakan pemeriksaan wajib merahasiakan keterangan dan data yang diperoleh dalam pemeriksaan
- Syarat-syarat bagi pihak lain yang ditugasi oleh Bank Indonesia ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia
- Bank Indonesia dapat memerintahkan Bank untuk menghentikan sementara sebagian atau seluruh kegiatan transaksi tertentu apabila menurut penilaian Bank Indonesia terhadap suatu transaksi patut diduga merupakan tindak pidana di bidang perbankan
- Bank Indonesia wajib mengirim tim pemeriksa untuk meneliti kebenaran atas dugaan tersebut
- Apabila dari hasil pemeriksaan tidak diperoleh bukti yang cukup, Bank Indonesia pada hari itu juga mencabut perintah penghentian transaksi
- Bank Indonesia mengatur dan mengembangkan sistem informasi antar bank
- Sistem informasi dapat diperluas denagn menyertakan lembaga lain di bidang keuangan
- Penyelenggaraan sistem informasi dapat dilakukan sendiri oleh Bank Indonesia dan/atau pihak lain dengan persetujuan Bank Indonesia

Tugas mengawasi Bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen, dan dibentuk dengan undang-undang OJK (Otoritas Jasa Keuangan) (Ps 34 ayat (1))
Pembentukan lembaga pengawasan ini akan dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember 2002. (Ps 34 ayat (2))
Sepanjang lembaga pengawasan dimaksud belum dibentuk, tugas pengaturan dan pengawasan Bank Indonesia. Pasal 35.

Dewan Gubernur
• Dalam melaksanakan tugasnya, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur
• Dewan Gubernur terdiri atas seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Seniaor, dan sekurang-kurangnya 4(empat) orang atau sebanyak-banyaknya 7(tujuh) orang Deputi Gubernur
• Dewan Gubernur dipimpin oleh Gubernur dengan Deputi Gubernur Senior sebagai wakil
• Dalam hal Gubernur dan Deputi Gubernur Senior berhalangan, Gubernur atau Deputi Gubernur Senior menunjuk seorang Deputi Gubernur untuk memimpin Dewan Gubernur

BANK INDONESIA

DASAR HUKUM :
• UU NO 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral
• UU NO 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

STATUS DAN MODAL BI :
• Bank indonesia adalah Bank Sentral Indonesia merupakan lembaga negara yang indenpenden, bebas dari campur tangan Pemerintah dan atau piha-pihak lain.
• Modal Bank Indonesia adalah Rp. 2 Triliyun, setiap saat dapat bertambah menjadi sebesar 10% dari seluruh kewajiban moneter. Tambhan modal tersebut bersumber dari Cadangan Umum dan Sumber lainya, ditetapkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia.

TUJUAN & TUGAS BI
• Tujuan :
 untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah
• Tugas :
 Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan moneter
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
 Mengatur dan mengawasi bank

• Melakukan pemeriksaan terhadap Bank & pihak terkait secara sendiri maupun menugaskan pihak lain untuk memriksan Bank dan pihak terkait tersebut
• Menghentikan sementara sebagian atau seluruh transakasi bank jika patut diduga terjadi tindak pidana dibidang perbankan, emikian pula sebaliknya akan mencabut penghentian sementara tersebut jika tidak terbukti
• Mengatur dan mengembangkan sistem informasi antar Bank
• Tugas mengawasi Bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang Independen paling lambat akan dibentuk 31 Desember 2002
Hubungan dengan Pemerintah
a. Bertindak sebagai Pemegang Kas Pemerintah
b. Menerima Pinjaman Luar Negeri, Menata Usahakan, menyelesaiakan tagihan dan kewajiban keuangan Pemerintah terhadap luar negeri
c. Menyampaikan pendapatannya kepada pemerintah tentang permasalahan ekonomi, perbankan dan keuangan negara (APBN, Neraca Pembayaran) serta kebijakan-kebijakan yang menyangkut tugas dan wewenang BI
d. Membantu pemerintah sehubungan penerbitan surat utang negara kecuali membeli surat utang tersebut di pasar sekunder
e. BI dilarang memberikan kredit kepada pemerintah

Hubungan Intersional
a. Melakukan kerjasama dengan Bank Sentarl lainnya, Lembaga Keuangan Internasional, serta organisasi lainnya
b. Dapat bertindak untuk dan atas nama Negara RI sebagai Anggota dalam hal lembaga internasional
Organisasi
a. Dipimpin oleh Gubernur,Deputi/wakil Gubernur Senior (1 orang) dan Deputi Gubernur (4 s/d 7 orang)
b. Gubernur diusulkan dan diangkat oleh presiden atas persetujuan DPR
c. Deputi Gubernur diusulkan oleh Gubernur dan diangkat presiden atas persetujuan DPR
7. Sangsi (untuk masyarakat atau pihak diluar Bank Indonesia)
a. Tidak menggunakan rupiah sebagai alat pembayaran dikenakan sangsi minimum 1 milyar dan maksimum 3 milyar
b. Campur tangan pada tugas BI denda Rp 2 milyar maksimum 5 milyar
c. Mengganggu pelaksanaan Survei BI atas transakasi perbankan denda 50 juta

STEALTH MARKETING

Permasalahan Etika Dalam Praktek Pemasaran Terkini


Stealth Marketing didefinisikan sebagai penggunaan praktek-praktek pemasaran yang tidak menunjukkan hubungan yang sebenarnya dengan perusahaan-perusahaan yang mensponsorinya. dalam pemasaran konvensional terdapat tiga informasi anara lain product knowledge. Product knowledge artinya dalam pemasaran terdapat informasi mengenai produk yang dipasarkan, misalnya fitur-fitur yang terdapat dalam produk. Persuasian knowledge artinya dalam komunikasi pemasaram terdapat unsure membujuk terhadap konsumen secara terang-terangan. Agent knowledge artinya terdapat agent pemasaran yang membujuk konsumen secara terang-terangan.

Stealth Marketing dipertimbangkan dapat menjadi alternatif yang baik dari pemasaran konvensional karena dipersepsikan sebagai pemasaran yang lebih halus dan lebih pribadi daripada pemasaran trdisional. Oleh karena itu stealth marketing dapat menjadi teknik pemasaran yang dapat bertahan lama. Tujuan utama dari pemasaran seperti ini adalah mendapatkan orang yang tepat untuk dapat memasarkan produk atau jasa tanpa terlihat disponsori oleh perusahaan. Pendapat lain mengenai stealth marketing juga dikemukakan oleh praktisi pemasaran, yaitu Kafi Kurnia. Dia mengatakan sebagai pemasaran antiradar, karena konsumen tidak mengetahui kalau dirinya merupakan objek pemasaran.

Pertumbuhan Kepopuleran Stealth Marketing

Pertumbuhan kepopuleran stealth marketing didorong oleh tiga factor yang ikut berkontribusi dalam mengurangi efektifitas dari iklan televisi dan taknik-teknik periklanan lainnya.

1. Tumbuhnya kritik terhadap industri periklanan secara umum

Sergio Zyman memiliki argument bahwa waktu 30 detik dari iklan di televisi tidak cukup untuk membangun perhatian dari penonton, oleh karena itu industri periklanan harus memikirkan ulang cara pemasaran seperti itu.
Al dan Laura Ries juga memiliki argument bahwa Public Relation seharusnya terlebih dahulu dilakukan untuk memasarkan produk inovasi baru dan kemudian diikuti oleh iklan.

2. Pendengar iklan semakin banyak terbagi-bagi

Faktor kedua yang membuat iklan tidak efektif lagi adalah bahwa pemasar menemukan bahwa saat ini untuk mengejar dan menangkap pelanggan potensial lebih sulit karena pendengar semakin banyak terbagi-bagi. Sehingga membuat pemasar lebih sulit dan tentunya lebih mahal untuk menjangkau satu pendengar dari satu ukuran tertentu.

3. Munculnya personal televise recorders atau digital video recorders

Fitur yang paling mengganggu dari alat ini adalah kemampuanya untuk tidak menayangkan iklan yang tidak dikehendaki oleh konsumen, caranya adalah dengan memencet satu tombol di remote control.

Tipe-Tipe Teknik Stealth Marketing

Ada enam teknik stealth marketing, yaitu : viral marketing, brand pushers, celebrity marketing, bait and tease marketing, marketing in video games, and marketing in pop. Teknik stealth marketing yang berhasil adalah ketka konsumen tidak merasa sadar bahwa ada pesan komersial dibaliknya.

1. Viral Marketing

Viral marketing diperkenalkan oleh Steve Jurvetson. Viral marketing merupakan “word of mouth” melalui suatu media digital. Contoh dari viral marketing adalah weblogs, atau lazimnya dikenal dangan blogs. Blogs adalah buku harian seperti web sites pribadi dan tempat orang-orang berkomunikasi yang sudah menjadi ternd saat-saat ini, khususnya bagi pengguna web yang berusia muda.

2. Brand Pushers

Brand Pushers adalah teknik stealth marketing dengan merakrut actor dan aktris baru untuk menjangkau calon pelanggan secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari dengan memasukan pesan komersial implicit. Tujuan utamanya adalah untuk menampilkan suatu perilaku yang baik dan menampilkan keunggulan suatu merek produk tanpa diketahui orang lain.
Salah satu contoh perusahaan yang melakukan teknik stealth marketing berupa brand pusher adalah Sony Ericson. Mereka merekrut actor dan aktris baru yang berjumlah 60 orang, mereka melakukan acting seolah-olah sebagai pasangan turis yang sedang melakukan liburan.
Tujuan dari teknik pemasaran seperti ini adalah untuk melakukan intrik supaya orang lain tersebut mengetahui dengan sendirinya produk high-tech terbaru yang dimiliki Sony Ericson dan membiarkan mereka memiliki pengalaman sendiri dengan fitur-fitur yang ada di telepon seluler tersebut.

3. Celebrity Marketing

Teknik stealth marketing seperti ini dilakukan dengan merekrut seorang selebritis untuk memasarkan produk perusahaan. Contoh kasus dari celebrity marketing ini adalah yang terjadi dalam industri kesehatan. Pada bulan Maret 2002, ketika Lauran bacall (selebritis di amerika) di wawancara oleh Matt Lauer, pembawa acara Today Show, dia menyebutkan bahwa salah seorang temannya mengalami sakit mata sebelah yang disebut macular generation. Lalu Bacall menyebutkan sebuah obat baru, Visudyne, yang dapat mengobati penyakit tersebut.

4. Bait and Tease Marketing

Contoh kasus dari Bait and Tease Marketing ini adalah yang dilakukan oleh BMW. Mereka lebih sering mencari informasi dan melakukan transaksi melalui internet, mereka membuat film pendek berdurasi 5 sampai 7 menit tentang mobil produksinya, yang hanya bias dilihat di halaman website. Dengan cara seperti ini pesan iklan tidak dapat dihindari oleh konsumen, karena disebarkan dengan jalan yang agak sedikit memaksa.

5. Marketing in Video Games

Pemasaran yang dilakukan melalui video games ini dalam bentuk memasukkan logo perusahaan dalam permainan. Jika pemasaran melalui media televise dan film, pesan diterima secara pasif oleh penerima, sedangkan melalui video games, penerima pesan lebih aktif karena lebih berinteraksi.

6. Marketing in Pop and rap Music

Teknik pemasaran seperti ini dilakukan dengan memasukkan pesan pesan komersial dalam lagu-lagu yang berirama pop dan rap. Sebagai contoh, grup musik Four Seasons dan Supremes pernah menyanyikan jingle Coca-cola di pertengahan tahun 60-an. Merek menjadi bagian dalam lagu-lagu rap karena pilihan dari artis tersebut terhadap merek yang mereka sukai. Hal ini terbukti ketika artis tersebut menyanyikan lagu rap yang bercerita tentang kehidupannya, mereka juga menceritakan merek yang sudah menjadi bagian dari kehidupannya.

Permasalahan Etika Dalam Stealth Marketing

Teori-teori etika normatif banyak berbicara mengenai consequentialist dan nonconsequentialist. Teori consequentialist mempertimbangkan seluruh konsekuensi yang akan muncul sebagai dasar untuk membuat penilaian terhadap permasalahan etika. Sedangkan teori nonconsequentialist fokus pada pertanyaan apakah suatu tindakan itu dapat dikatakan etis atau tidak. Oleh karena itu, dalam menilai suatu permasalahan etika stealth marketing, perlu mempertimbangkan penilaian dari perspektif konsekuensi.

Dalam menganalisis permasalahan etika stealth marketing, penulis menggunakan hal-hal seperti deception, intrusion, dan exploitation. Berikut adalah analisis yang penulis lakukan.

1. Deception

Deception adalah kecenderungan untuk menipu orang. Deception ini termasuk permasalahan etika karena bertentangan dengan ajaran kerohanian dan juga tata nilai moral yang adadi masyarakat. Contoh yang nampak adalah kasus viral marketing, secara khusus pada testimonial yang di sampaikan pada suatu halaman website atau biasa disebut sebagai blog. Contoh lain adalah yang dilakukan oleh Sony Ericson, dalam memasarkan produk terbarunya yaitu handphone berkamera mereka merekrut sejumlah pria dan wanita untuk berperan seolah-olah sebagai pasangan turis.

2. Intrusion

Intrusion menggambarkan suatu pelanggaran terhadap privasi atau pribadi seorang. Contoh yang nampak adalah kasus Sony Ericson, the fake tourist atau turis-turis gadungan yang dibayar perusahaan mengganggu privasi turis lain karena menyita waktu mereka yang sedang melakukan rekreasi, dengan melakukan pemasaran secara tersembunyi. Mereka meminta turis lain untuk mengambil gambar mereka dengan handphone berkamera, yang tujuannya adalah agar turis yang dimintai bantuan tersebut tertari dengan fitur-fitur yang terdapat dalam handphone yang baru dikeluarkan Sony Ericson tersebut.

3. Eksploitation

Eksploitation dalam hal ini menggambarkan pemanfaatan sifat baik seseorang untuk memasarkan produk. Contoh kasus yang terdapat dalam perusahaan Sony Ericson menggambarkan unsur eksploitasi di dalamnya. Turis palsu meminta turis asli untuk mengambil gambar mereka dengan menggunakan handphone Sony Ericson berkamera. Para turis asli tersebut merespon dengan baik permintaan turis palsu. Sifat baik dari turis asli tersebutlah yang dimanfaatkan Sony Ericson dalam memasarkan produknya.
Kasus stealth marketing seperti ini tidak etis karena pertama terdapat pemanfaatan sifat baik manusia, dan kedua praktek pemasaran seperti ini lambat laun pasti akan merusak keaslian dari interaksi sosial yang tidak baik antar manusia karena dicampuri oleh hal yang bersifat komersial atau didasari profit-oriented.

Kesimpulan

Para pemasar melakukan praktek pemasaran yang di luar dari praktek pemasaran seperti biasanya dalam membujuk konsumen. Salah satu yang dilakukan adalah stealth marketing yaitu pemasaran yang dilakukan secara tersembunyi. Stealth marketing ini dirasa tidak efektif, jadi konsumen tidak memiliki antipati terlebih dahulu akan pesan komunikasi pemasaran yang dilakukan pemasar, hal ini terjadi karena konsumen tidak menangkap secara eksplisit pesan tersebut. Kelebihan stealth marketing tersebut sayangnya pada kasus-kasus tertentu menimbulkan permasalahan etika di dalamnya. Tiga hal permasalahan etika yang muncul dalam stealth marketing tersebut antara lain deception, intrusion, dan exploitation.

Ada beberapa implikasi dan saran dari permasalahan ini terhadap pembuat kebijakan public, pemasar dan konsumen. Terhadap pembuat kebijakan public, dalam hal ini pemerintah dan lembaga-lembaga pelindung konsumen memberikan sanksi kepada para pemasar yang melakukan tindakan tidak etis dalam praktek pemasarannya karena hal ini akan membahayakan masyarakat.

Terhadap pemasar atau perusahaan hendaknya mereka memikirkan dan melakukan cara-cara kreatif dalam praktek pemasarannya tanpa melanggar etika yang sesuai dengan norma dan ajaran kerohanian. Hal ini dituntut adanya Corporate Social Responsibility dari perusahaan, artinya terdapat tanggung jawab sosial perusahaan dalam mendidik nilai-nilai yang positf bagi masyarakat atau lebih spesifik lagi bagi konsumen.

Disini memiliki beberapa keterbatasan, pertama contoh-contoh kasus stealth marketing masih banyak menggunakan contoh-contoh kasus yang terjadi di luar negeri, sehingga ada kemungkinan konteks permasalahannay berbeda dengan yang terjadi di Indonesia. Dari keterbatasan di atas , terdapat saran yaitu untuk penulisan selanjutnya sebaiknya menggunakan contoh-contoh kasus stealth marketing yang terdapat di Indonesia, hal ini dimaksudkan agar lebih konstektual dengan fenomena di Indonesia dan dapat memberikan informasi kepada konsumen Indonesia tentang praktek-praktek stealth marketing yang ada di Indonesia.